Menurut laporan Nikkei News, Sony akan menyediakan generasi baru. sensor gambar untuk seri iPhone 15 Apple. Sony Semiconductor Solutions telah berhasil mengembangkan sensor gambar baru. Perusahaan sudah mengirimkan sensor ini ke Apple dan pembuat ponsel lainnya. Menggunakan sensor Sony pada model seri iPhone 15 sangat penting bagi Sony. Ini dapat meningkatkan keunggulan Sony dalam teknologi fotografi definisi tinggi. Samsung Electronics telah meluncurkan berbagai sensor kamera, mengguncang posisi Sony dalam sensor gambar.
Dibandingkan dengan sensor biasa, sensor baru Sony dapat menggandakan level sinyal saturasi setiap piksel. Konon, sensor menangkap lebih banyak cahaya dan mengurangi paparan berlebih atau kurang dalam pemandangan tertentu. Meskipun subjek berada dalam lingkungan cahaya latar yang kuat, wajah manusia dapat ditangkap dengan jelas. Sony mencapai terobosan ini menggunakan arsitektur semikonduktor baru yang menempatkan fotodioda dan transistor dalam lapisan substrat terpisah. Ini memungkinkan sensor menambahkan lebih banyak fotodioda ke lapisan khusus.
Sony menguasai 44 persen pangsa global sensor gambar CMOS tahun lalu, dengan Samsung di posisi kedua dengan 18,5 persen, menurut firma analis Inggris Omdia. Namun pangsa Sony telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Gizchina News of the week
Apple kehilangan banyak uang
Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa nilai pasar Apple telah turun sebesar $1 triliun tahun ini. Alasan utamanya adalah karena kinerja iPhone 14 yang buruk. Namun, kurangnya inovasi Apple adalah masalah lain. Faktanya, Apple telah dipertanyakan tentang kurangnya kemampuan inovasinya, tidak hanya dalam fungsi produk iPhone tetapi juga dalam banyak aspek seperti aksesori dan layanan Internet.
Ada juga perselisihan lain seputar Apple seperti Pajak Apple yang memaksa pengembang membayar biaya hingga 30%. Pada Mei tahun ini, UE mengajukan gugatan antimonopoli terhadap layanan pembayaran Apple. Musk juga menekan Apple tentang biaya Apple App Store di Twitter. Belanda juga berada di atas masalah pajak Apple. Faktanya, ini menjadi perhatian di beberapa belahan dunia.
Masalah lain dengan Apple adalah port pengisian daya. Tidak seperti merek ponsel Android lainnya yang hampir semuanya menggunakan port pengisian daya USB Type-C, Apple bersikeras menggunakan port Lightning selama bertahun-tahun. Port tersebut tidak hanya lambat, tetapi juga menghilangkan kenyamanan pengguna. Selain itu, ini meningkatkan limbah elektronik yang diklaim Apple sebagai perhatian.
Para ahli menunjukkan bahwa biaya aksesori dan sertifikasi MFi yang tinggi menghasilkan banyak keuntungan bagi Apple. Inilah alasan utama mengapa Apple belum siap menyatukan port pengisian daya. Pada bulan Oktober tahun ini, UE membutuhkan port pengisian daya terpadu. Jika Apple akhirnya mematuhi undang-undang UE yang baru, kerugian tahunan dapat melebihi puluhan miliar dolar.
Sumber/VIA: