Aktivitas terbaru yang melibatkan kontrol Twitter Elon Musk menarik perhatian dari badan pemerintah tertentu. Miliarder itu terus menjadi sorotan sejak pembelian Twitter-nya. Dia mengambil alih kendali perusahaan media sosial pada Oktober tahun lalu, mengambil alih peran CEO di perusahaan tersebut.
Sejak pengambilalihan ini, Elon Musk telah membuat keputusan kontroversial terkait urusan Twitter. Salah satu keputusan besar adalah memberhentikan banyak pekerja di perusahaan media sosial dalam upaya memangkas biaya. Ini mengguncang internet dan drew the attention of the Federal Trade Commission (FTC).
The FTC works to prevent unfair business praktik, dan mereka meluncurkan penyelidikan atas urusan Twitter. Investigasi ini adalah hasil dari bagaimana Elon Musk menggunakan kendalinya atas Twitter, yang memengaruhi pengguna dan pekerja platform tersebut. Belakangan ini, penyelidikan Komisi Perdagangan Federal (FTC) tampaknya semakin intensif.
Detail investigasi FTC terhadap kontrol Twitter Elon Musk
Investigasi intensif oleh FTC terhadap kontrol Twitter Elon Musk mengungkap beberapa masalah. Selama beberapa bulan terakhir, masalah ini telah menjadi berita utama di internet. Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu masalah ini adalah pemecatan besar-besaran staf Twitter oleh Elon Musk setelah pengambilalihannya.
Masalah lainnya termasuk pembenahan layanan langganan Twitter Blue dan kasus File Twitter. Layanan Twitter Blue mendapat perubahan yang meresahkan setelah Elon Musk mengambil alih kendali perusahaan media sosial. Perombakan ini menghadirkan paket langganan Blue baru, tanda centang, dan penghapusan fitur keamanan akun tertentu bagi mereka yang tidak berlangganan.
Belakangan ini, banyak keributan tentang serangkaian dokumen internal Twitter yang tersedia untuk umum. Dokumen ini, juga dikenal sebagai File Twitter, mengungkapkan keputusan besar tertentu yang dibuat oleh media sosial akhir-akhir ini. Namun, ada beberapa perpecahan terkait File Twitter, karena beberapa pihak mengklaim bahwa dokumen tersebut tidak lengkap.
Masalah ini, bersama dengan kegagalan untuk memenuhi perjanjian privasi dan keamanan informasi tertentu, mendorong FTC mengintensifkan penyelidikannya. Di bawah kendali Elon Musk, Twitter tampaknya menjadi target utama perhatian FTC. Musk, bersama dengan individu lain dalam pemerintahan, telah menolak penyelidikan ini. Namun FTC tampaknya telah mengambil sikap tegas terhadap masalah ini dan bekerja keras untuk mencapai titik terendahnya.